Thanks to Aisha, young talented photographer, saya mengenal Tarita Kowara. Artist multi talented yang bisa tato, painting, body painting, make up. Bukan cuma sekali saya difoto dengan konsep yang radikal. Pertama, beauty is only skin deep, kedua bertema gothic dan yang ketiga tapi pasti bukan terakhir, yaitu fairytale make up untuk fashion show temannya OniaOnia.
Banyak hal yang saya suka ketika bergaul dengan mereka. Bukan karena mereka halfbreed , bukan karena mereka susah bicara bahasa, bukan karena mereka sangat artsy. Tapi juga, dan ini saya tekankan juga, karena mereka berfikir sederhana. Black and white. Tanpa area blur diantaranya.
Mereka mungkin masih muda, antara 19-25 tahun. Akan tetapi cara mereka menikmati hidup benar-benar terlepas dari tekanan yang mungkin hanya dialami oleh kaum timur, khususnya Jakarta. Akibat tekanan itu mereka jadi terlalu 'sosial' alis terlalu mengurus orang lain.
Harus saya akui, terkadang saya tidak bisa lepas dan bebas. Terlalu banyak tenggang rasa, walau saya tidak nyaman dengan lingkungan yang kadang bersinggungan dengan saya, akan tetapi harus tetap hadir lah...harus basa basilah..menjaga hubungan baiklah...they don't! Mereka hidup dalam comfort zone mereka, yang mungkin tidak seluas saya, tapi mereka sangat nyaman (dikatakan dengan jujur tanpa kebutuhan eksistensi).
Deep down inside, when I'm working with my PC and hearing SimplyRed or Mew, I feel like...I love being left alone. It doesn't mean I can make everything on my own, but I do think it's a sign that I need more freedom.
I need that kinda life futuu...
Friday, February 19, 2010
Sunday, February 14, 2010
Reading Old Stories
Aku menulis di blog ini semenjak 2004. Kadang membabi buta dalam sehari, kadang hanya satu atau dua per minggu. Sebelum menikah aku sudah berhenti menulis disini, absen untuk sekian lama, dan sekarang mulai aktif lagi.
Membaca blog ini adalah membaca aku. Perubahan kata gw, aku, menjadi saya sangat menunjukkan unsur emosi yang berperan dan tentunya, kedewasaan yang dibawa oleh umur *sigh*
Kadang saya rindu sekali untuk menyampaikan hal-hal bodoh dengan cara yang lebih bodoh lagi, tapi ada desakan kecil di dalam hati yang menghambat. I just miss the old Tiara, iya...Tiara seorang sendja tanpa nama lengkap yang terpampang dimana-mana. Tiara, yang sederhana, dengan pemikiran cinta saja bisa menghidupi. Tiara yang mungkin terdengar dan terlihat tidak realistis, tapi sangat bahagia.
Berusaha sedikit bergerak ke arah sana, tentunya dengan tetap melakukan hal-hal baik yang perempuan seumurku pantas lakukan...(ouch) hahaha...
Membaca blog ini adalah membaca aku. Perubahan kata gw, aku, menjadi saya sangat menunjukkan unsur emosi yang berperan dan tentunya, kedewasaan yang dibawa oleh umur *sigh*
Kadang saya rindu sekali untuk menyampaikan hal-hal bodoh dengan cara yang lebih bodoh lagi, tapi ada desakan kecil di dalam hati yang menghambat. I just miss the old Tiara, iya...Tiara seorang sendja tanpa nama lengkap yang terpampang dimana-mana. Tiara, yang sederhana, dengan pemikiran cinta saja bisa menghidupi. Tiara yang mungkin terdengar dan terlihat tidak realistis, tapi sangat bahagia.
Berusaha sedikit bergerak ke arah sana, tentunya dengan tetap melakukan hal-hal baik yang perempuan seumurku pantas lakukan...(ouch) hahaha...
Salah Satu Ketakutan Saya
Ada beberapa hal yang mungkin muncul saat Anda berargumen dengan orang lain. Bisa jadi jawaban yang paling masuk akal adalah 1.) Takut kalah 2.) Malu karena kalah.
Kalau saya, salah satu hal menakutkan yang sering muncul tahun-tahun terakhir ini adalah, diancam dan diciderai secara mental maupun fisik. Berargumen dengan teman perempuan atau rekan kerja bukanlah batu besar buat saya. Emosi masih bisa dijaga dan dipergunakan dengan baik seiring dengan logika.
Akan tetapi bila saya berargumen dengan pasangan, atau orang yang berlawanan jenis kelamin dan kebetulan mendapat porsi hati yang cukup besar di diri saya, aduh rasa takut itu bukan main.
Bisa jadi saya trauma, pernah mendapat perlakuan yang kasar. Hal itu sih tidak terjadi lebih dari satu kali, kalau kita berbicara tentang pukulan dan tamparan. Tapi hal-hal di luar itu, seperti pemaksaan terhadap hal-hal yang saya tidak suka, macam razia hp/blackberry, cengkraman di lengan, dipaksa untuk pulang/masuk mobil/atau apapun itu, membuat saya terkadang…bisa galak duluan sebelum sampai di tengah perdebatan.
Karena sejujurnya, saya takut.
Saya takut dan benci sekali terkadang menjadi wanita. Karena fisik yang sudah pasti tidak lebih kuat dari mereka, dan ketidakmampuan untuk berkata TIDAK. Ya, saya orangnya keras kepala. Ya, saya suka bandel jaman dulu, ya saya suka egois dan lain sebagainya, seperti manusia pada umumnya. Akan tetapi apakah semua itu perlu?
Haruskah semua aturan dan sikap keras bak Hitler kawin silang dengan Mussolini harus diterapkan dalam suatu hubungan yang seharusnya penuh kasih yang sabar dan rendah hati?
Mungkin saya tidak diperlakukan kasar dan dianiaya dalam hubungan saya ini, akan tetapi simpati terbesar saya adalah pada mereka di luar sana yang masih merasakan pukulan demikian dahsyat dalam hubungan mereka, dan tak berani berbuat apa-apa untuk keluar dari neraka tersebut.
Dan tentunya untuk semua orang, pria maupun wanita yang masih merasa “takut” dalam suatu hubungan karena tidak dapat bersikap seperti apa yang pasangan inginkan, plek-plek-an.
Saya menyadari, dasarnya adalah c.i.n.t.a
Tanpanya, kesabaran menyurut habis…
Tanpanya, semua terasa berat dan berbeban…
Tanpanya, lebih baik kejujuran yang menyakitkan dihadapi,
untuk menggapai suatu keindahan ke depan..
with or without you…
Kalau saya, salah satu hal menakutkan yang sering muncul tahun-tahun terakhir ini adalah, diancam dan diciderai secara mental maupun fisik. Berargumen dengan teman perempuan atau rekan kerja bukanlah batu besar buat saya. Emosi masih bisa dijaga dan dipergunakan dengan baik seiring dengan logika.
Akan tetapi bila saya berargumen dengan pasangan, atau orang yang berlawanan jenis kelamin dan kebetulan mendapat porsi hati yang cukup besar di diri saya, aduh rasa takut itu bukan main.
Bisa jadi saya trauma, pernah mendapat perlakuan yang kasar. Hal itu sih tidak terjadi lebih dari satu kali, kalau kita berbicara tentang pukulan dan tamparan. Tapi hal-hal di luar itu, seperti pemaksaan terhadap hal-hal yang saya tidak suka, macam razia hp/blackberry, cengkraman di lengan, dipaksa untuk pulang/masuk mobil/atau apapun itu, membuat saya terkadang…bisa galak duluan sebelum sampai di tengah perdebatan.
Karena sejujurnya, saya takut.
Saya takut dan benci sekali terkadang menjadi wanita. Karena fisik yang sudah pasti tidak lebih kuat dari mereka, dan ketidakmampuan untuk berkata TIDAK. Ya, saya orangnya keras kepala. Ya, saya suka bandel jaman dulu, ya saya suka egois dan lain sebagainya, seperti manusia pada umumnya. Akan tetapi apakah semua itu perlu?
Haruskah semua aturan dan sikap keras bak Hitler kawin silang dengan Mussolini harus diterapkan dalam suatu hubungan yang seharusnya penuh kasih yang sabar dan rendah hati?
Mungkin saya tidak diperlakukan kasar dan dianiaya dalam hubungan saya ini, akan tetapi simpati terbesar saya adalah pada mereka di luar sana yang masih merasakan pukulan demikian dahsyat dalam hubungan mereka, dan tak berani berbuat apa-apa untuk keluar dari neraka tersebut.
Dan tentunya untuk semua orang, pria maupun wanita yang masih merasa “takut” dalam suatu hubungan karena tidak dapat bersikap seperti apa yang pasangan inginkan, plek-plek-an.
Saya menyadari, dasarnya adalah c.i.n.t.a
Tanpanya, kesabaran menyurut habis…
Tanpanya, semua terasa berat dan berbeban…
Tanpanya, lebih baik kejujuran yang menyakitkan dihadapi,
untuk menggapai suatu keindahan ke depan..
with or without you…
Thursday, February 11, 2010
Hidup Untuk Siapa
Ada satu kalimat menarik di film Legion, "Kalau kamu tertidur malam ini tanpa terbangun lagi selamanya, apakah kamu bangga dengan semua kelakuanmu di dunia selama ini? Bila jawabannya adalah tidak, mungkin kamu harus mulai berbuat baik mulai keesokan hari."
Baik dan buruk. Benar dan salah. Plus dan minus. Takarannya tidak pernah sama, timbangannya mungkin tidak dimulai dari nol, garis startnya bisa jadi bukan garis lurus untuk Anda dan juga untuk saya. Sebagaimana kita selalu berlindung di balik ungkapan; semuanya relatif. Hanya Tuhan yang dapat menilai.
Tapi sesungguhnya saya percaya, hati nurani tidak pernah tinggal diam. Mereka selalu berbicara. Bahkan terlebih lagi di dalam gelap.
Sekali kita membengkokkan hati nurani, niscaya ia takkan mampu kembali lurus seperti sedia kala. Saat kita memanggilnya kembali, ia bisa berfungsi layaknya kompas yang rusak. Guide us, nowhere..somewhere untrue.
Apa yang sudah saya lakukan hari ini? Terkadang tidak membanggakan, sungguh, sangat jauh dari mimpi-mimpi indah dan kelegaan hati. Akan tetapi saya bisa mengatakan bahwa saya telah sungguh hidup.
Saya masih mampu bersyukur untuk semua ucapan terima kasih orang-orang, dan mungkin sedikit doa dari mereka, bahwa saya masih bisa berdiri dan bertahan, walau dengan timbangan yang sudah jomplang...mereka, orang-orang yang masuk ke dalam daftar payroll saya tiap bulannya, yang mungkin merasa sedikit terbantu dengan pinjaman bayar hutang listik, pengobatan untuk kelahiran ibu, biaya pernikahan, atau apapun itu.
Bisa jadi itulah indahnya punya usaha sendiri. Yang membangun bukan hanya doa kita semata, tapi doa orang-orang yang hidup mati dari nafas perusahaan. Thanks God, malam ini saya masih diberi hati untuk menyadari itu, salah satu indahnya hidup ini =)
Baik dan buruk. Benar dan salah. Plus dan minus. Takarannya tidak pernah sama, timbangannya mungkin tidak dimulai dari nol, garis startnya bisa jadi bukan garis lurus untuk Anda dan juga untuk saya. Sebagaimana kita selalu berlindung di balik ungkapan; semuanya relatif. Hanya Tuhan yang dapat menilai.
Tapi sesungguhnya saya percaya, hati nurani tidak pernah tinggal diam. Mereka selalu berbicara. Bahkan terlebih lagi di dalam gelap.
Sekali kita membengkokkan hati nurani, niscaya ia takkan mampu kembali lurus seperti sedia kala. Saat kita memanggilnya kembali, ia bisa berfungsi layaknya kompas yang rusak. Guide us, nowhere..somewhere untrue.
Apa yang sudah saya lakukan hari ini? Terkadang tidak membanggakan, sungguh, sangat jauh dari mimpi-mimpi indah dan kelegaan hati. Akan tetapi saya bisa mengatakan bahwa saya telah sungguh hidup.
Saya masih mampu bersyukur untuk semua ucapan terima kasih orang-orang, dan mungkin sedikit doa dari mereka, bahwa saya masih bisa berdiri dan bertahan, walau dengan timbangan yang sudah jomplang...mereka, orang-orang yang masuk ke dalam daftar payroll saya tiap bulannya, yang mungkin merasa sedikit terbantu dengan pinjaman bayar hutang listik, pengobatan untuk kelahiran ibu, biaya pernikahan, atau apapun itu.
Bisa jadi itulah indahnya punya usaha sendiri. Yang membangun bukan hanya doa kita semata, tapi doa orang-orang yang hidup mati dari nafas perusahaan. Thanks God, malam ini saya masih diberi hati untuk menyadari itu, salah satu indahnya hidup ini =)
Tuesday, February 09, 2010
Harusnya Dua Bukan Satu
Haruskah semua kukatakan? Dimana tdk ada lagi kelembutan dan kasih sayang yg kuharapkan? Haruskah semua kulakukan tanpa bantuan? Sepertinya ini terlalu jujur, dan kau sungguh tak masuk akal!
Monday, February 08, 2010
Did I miss something? *thinking hard*
Hidup selalu seperti sebuah transaksi dagang. Ada uang, ada barang. Selalu ada sesuatu untuk ditukarkan dengan yang lain.
Terlalu kasar? Terlalu terus terang? Bullshit..get real.
Dalam berperilaku pun demikian, manusia selalu berlindung di balik teori "lakukan kepada orang lain apa yang kau ingin mereka lakukan padamu."
Lalu apa artinya itu? Sebuah perilaku berbasiskan cermin, what U give is what U get.
Semua orang selalu ingin diperlakukan baik, manis, dimengerti, dihargai, disayang, diberi hal-hal romantis dan bersifat kejutan. Tapi apakah mereka juga sudah berbuat demikian? Dan kalaupun iya, apakah pasangan mereka menyukainya? Kalimat terakhir untuk Anda renungkan, tapi yang jelas kalau saya...
Saya koleris-melankolis. I love to lead, it's in the blood, and I'm kinda bit stone-head type. But in the other side, I'm sensitive, so into details.
U wanna know my fave surprises? Don't look too far, just look into the mirror =)
Oh gosh...I really-really miss white roses and lily, choco with liquor filling, sunset just sitting around and talkin', poems and coffee time, massage from my lover, wine and beer while giggling, taking pics, photo hunting and photo session, simple "ILY" statement in many ways, cooking together, traveling, anything impulsive and sweet.
Terlalu kasar? Terlalu terus terang? Bullshit..get real.
Dalam berperilaku pun demikian, manusia selalu berlindung di balik teori "lakukan kepada orang lain apa yang kau ingin mereka lakukan padamu."
Lalu apa artinya itu? Sebuah perilaku berbasiskan cermin, what U give is what U get.
Semua orang selalu ingin diperlakukan baik, manis, dimengerti, dihargai, disayang, diberi hal-hal romantis dan bersifat kejutan. Tapi apakah mereka juga sudah berbuat demikian? Dan kalaupun iya, apakah pasangan mereka menyukainya? Kalimat terakhir untuk Anda renungkan, tapi yang jelas kalau saya...
Saya koleris-melankolis. I love to lead, it's in the blood, and I'm kinda bit stone-head type. But in the other side, I'm sensitive, so into details.
U wanna know my fave surprises? Don't look too far, just look into the mirror =)
Oh gosh...I really-really miss white roses and lily, choco with liquor filling, sunset just sitting around and talkin', poems and coffee time, massage from my lover, wine and beer while giggling, taking pics, photo hunting and photo session, simple "ILY" statement in many ways, cooking together, traveling, anything impulsive and sweet.
Saturday, February 06, 2010
Lingkaran Kehidupan
Malam tadi seorang teman kuliahku yang jauh lebih tua dariku curhat. Dia sepertinya akan mengambil keputusan bercerai dari pasangannya, yang juga kukenal. Bahkan aku yang menjodohkan mereka, sampai berpacaran, dan kemudian menikah.
Katanya, "Dia sudah berubah, punya pacar dan jam 12 malam sms-an bilang i love you too,"
What can I say? Setelah dua tahun tidak bertemu, bahkan saya bingung kenapa dia bercerita pada saya. Dan tentunya banyak menanyakan pendapat.
Sedikit banyak pemikiran saya sama dengannya.
Kepercayaan, penghormatan dan cinta tidak dapat dibeli. Akan tetapi bagaimana dengan buah hati? Haruskah seorang anak turut merasakan pahitnya kegagalan?
Saya tidak bilang tidak bisa atau tidak boleh. Saya hanya berkata, "Pilihlah yang baik dan tanpa penyesalan, karna hanya kita yang bertanggung jawab utk kebahagiaan diri sendiri."
Begitulah kehidupan...
Mesiunya selalu sama,
hanya peluru dan senapannya yang berbeda.
Manusia dan permasalahannya,
itu semua hanyalah lingkaran kehidupan.
Tapi sungguh, memberikan pendapat dan berfikir objektif adalah mudah,
beda sekali ketika kita yang sedang menghadapinya.
Berbahagialah kita merasakan pahit manis getirnya dunia,
karna pertanda kita masih manusia.
ILY
Katanya, "Dia sudah berubah, punya pacar dan jam 12 malam sms-an bilang i love you too,"
What can I say? Setelah dua tahun tidak bertemu, bahkan saya bingung kenapa dia bercerita pada saya. Dan tentunya banyak menanyakan pendapat.
Sedikit banyak pemikiran saya sama dengannya.
Kepercayaan, penghormatan dan cinta tidak dapat dibeli. Akan tetapi bagaimana dengan buah hati? Haruskah seorang anak turut merasakan pahitnya kegagalan?
Saya tidak bilang tidak bisa atau tidak boleh. Saya hanya berkata, "Pilihlah yang baik dan tanpa penyesalan, karna hanya kita yang bertanggung jawab utk kebahagiaan diri sendiri."
Begitulah kehidupan...
Mesiunya selalu sama,
hanya peluru dan senapannya yang berbeda.
Manusia dan permasalahannya,
itu semua hanyalah lingkaran kehidupan.
Tapi sungguh, memberikan pendapat dan berfikir objektif adalah mudah,
beda sekali ketika kita yang sedang menghadapinya.
Berbahagialah kita merasakan pahit manis getirnya dunia,
karna pertanda kita masih manusia.
ILY
Subscribe to:
Posts (Atom)